Sabtu, 02 September 2023

Mengenal Lebih Lengkap Karies/ Gigi Berlubang

 

A. Pengertian 

Karies gigi merupakan penyakit mikroba multifaktorial. Ini mempengaruhi kedua jenis kelamin, semua ras, semua usia dan semua kelompok sosial ekonomi. Ini mempengaruhi jaringan keras gigi dengan menyebabkan pelunakan dan pembentukan rongga. Ada dua set indeks utama yang dipilih oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai indeks yang paling tepat untuk penilaian karies gigi dalam survei kesehatan masyarakat. Yang pertama adalah untuk gigi permanen, yaitu DMFT (jumlah rata-rata gigi yang karies, hilang, ditambal per orang) dan DMFS (rata-rata jumlah permukaan yang karies, hilang, ditambal per orang). Yang kedua untuk gigi sulung, dan ditulis dengan huruf kecil, yaitu, dmft (jumlah rata-rata orang yang giginya berlubang, hilang, ditambal) dan dmfs (rata-rata jumlah permukaan yang rusak, hilang, ditambal) Rasio DMFS/dmfs digunakan dalam studi khusus tetapi tidak untuk tujuan survei gigi kesehatan masyarakat umum. Anak-anak yang giginya tidak menunjukkan bukti karies gigi, dirawat atau tidak dirawat dikenal sebagai “bebas karies. Karies bebas biasanya dicatat dalam evaluasi umum kesehatan mulut suatu populasi. Itu dicatat sebagai persentase. Ini hanya digunakan untuk anak-anak antara 2 tahun dan 17 tahun.

Karies gigi merupakan penyakit yang terdapat pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Karies gigi terjadi karena adanya interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet, terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat.  Yang ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan terjadinya invasi bakteri serta kematian pulpa bakteri dapat berkembang ke jaringan periapeks sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri pada gigi.

Karies merupakan proses patologik berupa kerusakan pada jaringan keras gigi dimulai dari email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karakteristiknya ialah terjadi demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap, namun proses kerusakan gigi sulung lebih cepat menyebar dan lebih parah dibanding gigi tetap. Karies terjadi hanya bila ada bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacillus yang mampu menghasilkan asam untuk proses demineralisasi struktur gigi. Karakteristik klinis ditandai dengan kavitasi pada pits dan fisura, permukaan halus dan permukaan akar gigi. Kavitas terjadi akibat proses demineralisasi oleh asam hasil metabolisme bakteri dalam plak, yang mengubah karbohidrat menjadi energi dan asam organik.

Karies yang sering dijumpai pada anak-anak ialah karies rampan. Ciri-ciri khas karies rampan yaitu terjadinya sangat cepat bila dibandingkan karies gigi umumnya, penyebarannya mengenai beberapa gigi sekaligus pada gigi yang biasanya tahan terhadap karies, kavitas karies berwarna putih sampai kekuningan, jaringan karies lunak, serta sering menimbulkan rasa nyeri atau dapat terjadi pembengkakan. Karies rampan adalah lesi karies yang terjadi cepat, menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga cepat mengenai pulpa. Karies ini mengenai beberapa gigi, termasuk gigi yang biasanya bebas karies yaitu gigi anterior bawah, dan banyak dijumpai pada gigi sulung anak karena mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik atau pada anak balita yang sering mengudap makanan kariogenik di antara makanan utamanya. Karies rampan juga merupakan lesi akut yang meliputi sebagian atau semua gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan mahkota gigi dengan cepat termasuk permukaan yang biasanya imun terhadap karies, serta mengakibatkan terkenanya pulpa.

B.    Penyebab Karies

Karies gigi merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu saliva, plak, diet dan kebersihan rongga mulut, sehingga karies disebut penyakit multifaktorial. Berbagai faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Plak yang mengandung bakteri S. mutans dan Lactobacillus segera memetabolisme sukrosa,  dan menghasilkan asam organik, terutama asam laktat. Akibatnya, pH plak akan turun di bawah 5,5 dan menyebabkan demineralisasi permukaan gigi. Apabila plak selalu terpajan sukrosa, pH plak akan tetap rendah dan proses demineralisasi akan terus berlangsung. Untuk mengembalikan  pH normal dibutuhkan waktu  sekitar 20 menit sampai satu jam setelah pajanan sukrosa. Pada tahap awal demineralisasi, kavitas belum terbentuk di permukaan email, namun mineral email sudah mulai larut, sehingga secara klinis terlihat perubahan warna menjadi lebih putih. Lesi awal karies dapat kembali normal melalui proses remineralisasi. Proses remineralisasi oleh ion fluor, tidak hanya memperbaiki permukaan email, tetapi membuat email tahan terhadap serangan karies berikutnya dan melindungi larutnya kristal hidroksiapatit pada email. Bila kondisi lokal mengalami perubahan, yaitu bila pH cukup tinggi >5,5, maka lebih banyak lagi hidroksiapatit, kalsium dan fosfat dari saliva dapat diendapkan ke permukaan gigi. Kavitas pada permukaan gigi terjadi bila demineralisasi bagian dalam email sudah sedemikian luas, sehingga permukaan email tidak mendapat dukungan cukup dari jaringan dibawahnya. Bila sudah terjadi kavitas, maka gigi tidak dapat kembali normal, dan proses karies akan berjalan terus. Hal itu terjadi bila proses demineralisasi dan remineralisasi di dominasi oleh proses demineralisasi. Bila proses demineralisasi tersebut tidak dapat diatasi, maka kerusakan akan berlanjut lebih dalam lagi, bahkan dapat mempengaruhi  vitalitas gigi.

Terdapat juga berbagai faktor penyebab karies rampan, tetapi faktor utama ialah sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan sukrosa sangat tinggi. Sukrosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies rampan dimulai. Karies merupakan suatu penyakit multifaktorial karena mencakup empat faktor yang memengaruhi, yaitu: faktor gigi, mikroorganisme (bakteri), substrat, dan waktu. Umumnya karies rampan terjadi karena dipengaruhi oleh keempat faktor penyebab karies yang utama, namun terdapat juga beberapa faktor penunjang karies rampan, yaitu: kebersihan mulut, faktor psikologis, faktor sistemik, dan faktor herediter. Karies rampan sering menimbulkan masalah dan yang tersering dialami oleh anak yaitu adanya rasa nyeri. Kesulitan makan dapat menyebabkan asupan nutrisi yang kurang. Adanya kavitas akibatnya terjadinya karies merupakan tempat tumbuh suburnya bakteri. Berbagai macam bakteri akan berkumpul sehingga merupakan fokus infeksi untuk bagian tubuh lainya. Selain itu, akibat karies rampan mulut berbau tidak enak karena adanya plak dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri.

Etiologi karies bersifat multifaktorial, sehingga memerlukan faktor-faktor penting seperti host, agent, mikroorganisme, substrat dan waktu. Ada yang membedakan faktor etiologi atas faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm atau lapisan tipis normal pada permukaan gigi   yang berasal dari saliva dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.             

a.     Host 

Untuk dapat terjadinya proses karies pada gigi diperlukan adanya faktor host yaitu gigi dan saliva. Struktur dari anatomi gigi terdiri dari lapisan enamel yang terdapat pada bagian luar gigi dan lapisan dentin yang terletak dibawah lapisan enamel. Enamel merupakan struktur gigi yang paling keras namun bersifat rapuh dan memiliki struktur sangat tipis. Selain itu merupakan jaringan gigi yang padat serta dapat mengalami kalsifikasi tinggi. Jika enamel pecah atau berlubang tidak dapat melakukan regenerasi karena tidak memiliki sel. Kandungan bahan organik dan anorganik  enamel dapat mempengaruhi kerentanan permukaan gigi terhadap terjadinya karies.

Apatit dan karbohidrat mengisi kurang lebih 97% bahan anorganik, apatit berperan terhadap penambahan resistensi enamel terhadap serangan asam, sedangkan karbohidrat dapat mengurangi resistensi terhadap serangan asam. 1% lainnya terdiri dari bahan organik yang tidak dapat larut air yaitu keratin, dan dapat larut air yaitu mukopolisakarida. Struktur lapisan enamel pada gigi berperan dalam proses terjadinya karies.  Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya suatu karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah: 

a.     Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar ; pit bukal molar

b.     dan pit palatal insisif.

c.     Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak 

d.     Email pada tepian didaerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva

e.     Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya

f.      plak pada pasien dengan resesi ginginva karena penyakit periodontium. 

g.     Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper.

h.     Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan. 

Selain keadaan gigi, saliva juga berperan penting dalam terbentuknya karies. Saliva tersusun atas komponen organik dan anorganik. Komponen utama anorganik saliva adalah elektrolit dalam bentuk ion seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan fosfat. Sedangkan komponen organik seperti musin, lipid, asam lemak dan ureum yang dapat pula berasal dari sisa makanan dan pertukaran zat bakterial. Komponen Ion kalsium fosfat dan fluor yang terkandung dalam saliva mampu memineralisasi karies yang masih dini. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme didalam plak saliva juga mempengaruhi pH. Karena itu, aliran saliva yang berkurang dapat menyebabkan karies gigi yang tidak terkendali. Komponen-komponen tersebut dipengaruhi oleh derajat hidrasi, posisi tubuh, paparan cahaya, irama siang-malam, obat, usia, efek psikis, hormonal dan jenis kelamin.

b.     Agent

Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak dalam rongga mulut. Plak gigi berperan penting dalam proses terjadinya karies. Plak merupakan lapisan lunak yang melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan, terdiri dari kumpulan mikroorganisme beserta produk-produknya. Proses pembentukan plak diawali dengan absorbsi glikoprotein dari saliva pada permukaan gigi yang disebut pelikel, perlekatan bakteri pada pelikel dan peningkatan plak pada permukaan gigi dipengaruhi oleh jumlah bakteri. Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman kariogenik karena dapat dengan cepat membuat asam dari karbohidrat yang diragikan. Kuman-kuman tersebut tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi. Penebalan plak yang semakin menumpuk dapat menghambat fungsi saliva dalam menetralkan pH. Penumpukan plak akan mendorong jumlah perlekaan bakteri yang semakin banyak. Bakteri-bakteri ini banyak memproduksi asam dengan tersedianya karbohidrat yang mudah meragi seperti sukrosa dan glukosa, menyebabkan pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam waktu 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan dimulai proses karies.

c.     Substrat 

Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel. Karbohidrat memiliki peran penting dalam pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel. Sintesa polisakharida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat daripada glukosa, fruktosa, dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik. Karena sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikosumsi. Makanan dan minuman yang mengandung gula dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat mengakibatkan demineralisasi pada email. Konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email terus terjadi.  

d.     Waktu

Karies merupakan suatu penyakit kronis progresif yang membutuhkan waktu beberapa bulan  bahkan tahun untuk dapat berkembang.

C.    Akibat Karies

Akibat karies gigi bukan hanya membuat gigi menjadi kecoklatan dan terlihat kurang bagus. Tetapi juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan lainnya yang tidak sebatas gangguan kesehatan gigi dan mulut. Berikut ini adalah 5 akibat karies gigi :

1.     Gigi berlubang

Apabila tidak segera diatasi, karies gigi dapat membuat gigi berlubang. Sisa makanan yang kemudian tersimpan pada lubang di gigi dapat mengakibatkan kerusakan lebih jauh mencapai pulpa gigi. Karies yang mencapai pulpa gigi akan menimbulkan rasa sakit bahkan infeksi.

2.     Bergesernya ruang gigi

Salah satu dampak karies gigi adalah bergesernya ruang gigi. Karies gigi yang tidak segera diatasi dan mencapai pupla gigi, dapat mengakibatkan infeksi, bengkak, dan nanah. Apabila semakin parah, gigi susu harus dicabut sebelum waktunya tanggal. Ini akan mengakibatkan bergesernya ruang bagi gigi permanen yang nantinya akan tumbuh. Akibatnya ada kemungkinan gigi permanen anak nantinya tidak teratur.

3.     Terganggunya asupan nutrisi

Rasa sakit di gigi akibat karies gigi bisa membuat sakit saat mengunyah dan kemudian menjadi malas makan. Akibatnya asupan nutrisi jadi terganggu, berat badan turun, dan bisa mengganggu kesehatan.

4.     Mengganggu aktivitas sehari-hari

Rasa sakit di gigi dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari karena rasa sakit yang mengganggu. Rasa sakit tersebut juga dapat berdampak dalam susahnya berbicara yang akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

5.     Tidak percaya diri

Karies gigi akan membuat gigi terlihat kurang rapi. Apalagi jika kemudian mengharuskan gigi dicabut sebelum waktunya tanggal. Baik itu gigi yang ompong atau gigi permanen yang kemudian tumbuh tidak teratur, hal ini dapat membuat berkurang rasa percaya diri.

D.    Cara Pencegahan Karies

Tujuan utama pencegahan karies gigi adalah mengurangi jumlah bakteri kariogenik, dan menciptakan keadaan yang kondusif untuk proses remineralisasi. Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan cara :

1)       Mengurangi  pertumbuhan bakteri patogen sehingga hasil metabolismenya berkurang,

2)       Meningkatkan ketahanan permukaan gigi terhadap proses demineralisasi, dan

3)       Meningkatkan pH plak.

Untuk mengurangi pertumbuhan bakteri patogen dapat dilakukan dengan membuang struktur gigi yang sudah rusak pada seluruh gigi dengan karies aktif dan membuat restorasi. Salah satu bahan yang efektif untuk mencegah karies adalah sealents. Ada tiga keuntungan penggunaan sealents :

1)       Pertama, sealents akan mengisi pits dan fissures dengan resin yang tahan terhadap asam.

2)       Kedua, karena pits dan fissures sudah diisi dengan sealents, maka bakteri kehilangan habitat.

3)       Ketiga, sealents yang menutupi pits dan fissures mempermudah pembersihan gigi.

Pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan fluoridasi, yang membuat permukaan gigi lebih tahan terhadap serangan asam dan pada kondisi tertentu dapat menghentikan proses karies aktif. Faktor kesehatan pasien, riwayat fluoridasi, fungsi sistem imun dan kelenjar liur merupakan faktor penting pembentukan karies, namun pasien tidak selalu memperhatikan hal tersebut. Pasien sebenarnya dapat mengatur faktor risiko lainnya seperti pola makan, kebersihan rongga mulut, penggunaan obat kumur, dan perawatan gigi. Menjaga kebersihan rongga mulut di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan benang gigi dan menyikat gigi secara teratur.

E.    Cara Penanggulangan Karies

Pada era modern ini, penanganan karies seharusnya tidak hanya melakukan restorasi pada gigi yang menderita karies, namun harus sudah melakukan identifikasi apakah pasien mempunyai karies aktif, termasuk kelompok yang beresiko tinggi mengalami karies, dan menetapkan cara pencegahan, serta penanganan yang tepat. Perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kedokteran gigi menyebabkan perubahan pola tatalaksana karies gigi dari pembuatan restorasi untuk memperbaiki struktur gigi yang hilang ke usaha pencegahan, prosedur remineralisasi, dan intervensi minimal.11 Program pencegahan dan penatalaksanaan karies adalah proses yang sangat kompleks karena melibatkan banyak faktor.7 Konsep intervensi minimal menempatkan restorasi sebagai usaha  paling akhir dalam perawatan karies gigi.18 Restorasi diperlukan bila terjadi kavitas. Restorasi adalah metode efektif untuk mengontrol proses karies gigi yang aktif, karena membuang struktur gigi yang rusak dan menghilangkan habitat bakteri, walaupun tidak untuk mengobati proses terjadinya karies.5,7 Keberhasilan usaha pencegahan dan perawatan karies gigi, bergantung pula pada kondisi  restorasi yang sudah ada sebelumnya. Restorasi lama yang kasar dan menyebabkan penumpukan plak, tidak sesuai bentuk, kontak proksimal tidak ada, harus diperbaiki atau bahkan diganti. Edukasi kepada pasien tentang penyebab karies dan tanggungjawab pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut, dapat menunjang keberhasilan perawatan karies gigi. Memahami masalah karies gigi dan keuntungan dari perawatan yang ditawarkan akan memotivasi pasien untuk mendapatkan kesehatan gigi dan mulut yang baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar